Sunday, January 3, 2010

Fenomena Ongkos Angkot

Baru kemarin naik angkot, jurusan Cinere-Pasar Minggu. Si biru mungil bernomor 61 melaju dengan kencangnya, untuk sampai ketujuannya. Ketika saya sampai ke tujuan akhir di pasar minggu saya mengeluarkan uang 5000 an, menunggu kembalian. Teryata uang saya tidak kembali, sopirnya berkata kepada saya :" Emang segini bang ongkosnya dari Cinere ke Pasar Minggu".
Apakah memang benar sebesar itu ongkosnya saya tidak tahu, karena saya jarang naik angkot ini, jadi saya hanya bisa mendesah saja.

Dilain hari saya juga pernah menggunakan angkot lain, biru juga. Dan kebetulan saya duduk didepan disamping sopir. Kebetulan penumpang agak lenggang dan sopir berjalan agak perlahan. Disuatu titik, naiklah 1 keluarga ke angkot itu. Seorang Nenek, Ayah, dan Ibu serta dua anaknya yang masih kecil-kecil. Melihat itu sopir tersebut tersenyum gembira mukanya, karena mungkin merasa akan mendapat sewa yang lumayan. Tidak beberapa lama kemudian keluarga itu turun (kira-kira setelah 5-7 menit perjalanan). Mereka pun membayar ke sopir itu dan langsung ngeloyor pergi. Sopir itu kemudian berteriak : "Kurang pak!" . Tapi keluarga itu terlanjur menyebrang jalan, sehingga sopir itu tidak bisa berbuat apa-apa.

Kemudian sopir angkot berkata saya: " Gila, masa segitu banyak cuma bayar 5000!!". Saya hanya diam saja, tidak berkata apa-apa. Sopir itu kemudian berjalan kebut-kebutan (karena kesal mungkin), sampai akhirnya ada yang turun. Ketika orang yang turun itu membayar dengan 5000, sopir mengembalikannya sebesar 2000. Orang itu berkata: " kurang bang?'. Sopir itu kemudian berkata: " Emang segitu pak, ongkosnya!". Penumpang itu kemudian melengos dan pergi.

Saya tahu bener bahwa seharusnya si sopir mengembalikan 2500, tetapi karena suatu alasan dia hanya mengembalikan 2000. Kalau saya lihat ini bisa menjadi lingkaran setan. Karena bilang masing-masing pihak, tidak mengikuti aturan yang ditentukan, maka yang akan terjadi adalah chaos.